Kiai Zuhri: Tidak Mau Beristighfar adalah Tanda Kesombongan di Hadapan Allah
PROBOLINGGO – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, KH Moh Zuhri Zaini, menegaskan bahwa enggan beristighfar adalah salah satu ciri orang yang sombong. Menurutnya, setiap hamba membutuhkan pertolongan Allah SWT, dan istighfar menjadi bentuk kesadaran seorang hamba akan dosa serta kelemahannya di hadapan Sang Pencipta.
Pernyataan ini disampaikan Kiai Zuhri dalam pengajian kitab Nadzam Syu’abul Iman karya KH Zaini Mun’im, pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang berlangsung di masjid pesantren dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi pesantren pada Kamis (09/06/2022).
Kiai Zuhri menjelaskan bahwa kemurahan Allah begitu nyata terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Ia mencontohkan bahwa setiap manusia diberi oksigen secara cuma-cuma oleh Allah, sementara di rumah sakit, oksigen memiliki nilai yang sangat mahal. Hal ini, menurutnya, menjadi alasan kuat mengapa manusia harus selalu bersyukur dan memohon ampun kepada Allah.
Ia juga mengingatkan agar tidak meremehkan dosa-dosa kecil yang sering kali dianggap sepele. Menurutnya, manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan, sehingga istighfar merupakan cara terbaik untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Alumni Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan ini menekankan pentingnya menjaga kesadaran diri dengan terus beristighfar, terutama untuk menjaga rasa takut kepada Allah.
Kiai Zuhri mengingatkan bahwa segala kebaikan yang dilakukan manusia tidak bisa menjadi jaminan untuk masuk surga. Namun, ia mendorong agar setiap hamba terus berharap dan memohon ampun kepada Allah tanpa putus asa, terutama dalam keadaan sulit. Menurutnya, rasa takut kepada Allah menjadi dasar penting bagi setiap orang beriman untuk selalu mendekatkan diri melalui istighfar.
Ia juga menjelaskan bahwa ketika seorang hamba terus melakukan dosa namun tetap sukses dalam urusan dunia seperti bisnis, pendidikan, atau jabatan, itu sebenarnya adalah bentuk kesempatan yang diberikan Allah untuk segera bertobat. Kiai Zuhri mengingatkan bahwa kesempatan tersebut tidak boleh diabaikan karena bisa saja berakhir dengan azab, sebagaimana kisah Firaun yang diberikan waktu untuk bertobat tetapi memilih untuk tetap sombong hingga akhirnya ditenggelamkan.
Di akhir pengajiannya, Kiai Zuhri mengimbau para jamaah untuk segera bertobat apabila melakukan dosa. Menurutnya, Allah SWT senang melihat hamba-Nya yang bersegera memohon ampunan dan kembali ke jalan yang benar. Dengan istighfar yang tulus, manusia dapat menunjukkan kerendahan hati dan pengakuan atas keterbatasannya di hadapan Allah.
Pengajian ini menjadi pengingat penting bagi para jamaah akan makna istighfar sebagai bentuk rendah hati dan upaya merawat hubungan baik dengan Allah SWT. Kiai Zuhri juga berharap agar pesan ini dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk selalu menjaga kebersihan hati dan menjauhi sifat sombong. (*)
0 Komentar