Jakarta, Gubuk Inspirasi - Persatuan Mahasiswa Kalimantan Selatan (PMKS) Jakarta, menyoroti efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, terutama terkait dengan pemangkasan dana pendidikan dan pelaksanaan program makan bergizi gratis.
Kritik itu, disampaikan Badan Pengurus Harian PMKS Jakarta Bidang Kajian Strategis, Fathurahman, yang menilai bahwa efisiensi anggaran senilai Rp. 306,7 triliun menimbulkan dampak luas terhadap masyarakat.
Menurut Fathurahman, pendidikan seharusnya menjadi sektor prioritas dalam pembangunan nasional guna mencapai visi Indonesia Emas 2045. Tetapi, realitas saat ini menunjukkan bahwa pendidikan hanya dianggap sebagai aspek penunjang program strategis nasional.
“Polemik dan efek domino dari efisiensi anggaran ini mendorong PMKS Jakarta untuk melakukan kajian yang menghasilkan kritik tegas serta evaluasi terhadap kebijakan pemerintah Prabowo Subianto yang baru berjalan lebih dari 100 hari,” katanya.
Ia menjelaskan, bahwa terdapat dua faktor utama yang menjadi penyebab efisiensi anggaran ini, gemuknya struktur kementerian yang dibentuk, serta besarnya anggaran yang dialokasikan untuk program makan bergizi gratis.
“Dua faktor itu memicu dilema di tengah masyarakat, terutama bagi sektor pendidikan yang terkena dampak langsung dari efisiensi anggaran,” ucapnya.
Selain itu, Fathurahman, menyoroti struktur Kabinet Merah Putih yang terdiri dari 48 kementerian, ditambah dengan badan-badan baru serta staf khusus yang memerlukan biaya operasional tinggi. Hal ini, semakin membebani keuangan negara dan mempengaruhi efisiensi alokasi anggaran.
“Kami menilai perlu adanya evaluasi besar terhadap keputusan Presiden Prabowo terkait penambahan jumlah kementerian, badan-badan, dan staf khusus. Evaluasi itu penting, agar kebijakan yang diambil tetap berpihak pada kepentingan masyarakat luas, terutama dalam hal pendidikan,” jelasnya.
PMKS Jakarta akan terus mengawal kebijakan pemerintah, dan memastikan agar sektor pendidikan tetap menjadi prioritas dalam pembangunan nasional, demi mewujudkan generasi unggul di masa depan. (*)
*) Penulis: Ahmad Rifa'i
0 Komentar